Rabu, 15 Juni 2016

Say No To “ROKOK”


Say No To “ROKOK”


Pada saat ini kegiatan merokok sudah hal yag lumrah dimasyarakat, walaupun sudah ada larangan merokok serta terdapat banyak sekali informasi mengenai penyakit yang di timbulkan oleh Rokok. Banyak sekali alasan mengapa banyak orang merokok seperti, penghilang stres,mencari inspirasi,ingin terlihat keren, dan masih banyak lagi. Namun harus diketahui, penyakit yang ditimbulkan oleh asap rokok tidak hanya untuk perokok aktif saja     ( orang yang merokok ) tapi juga orang-orang sekitar yang disebut perokok Pasif. 


 Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok atau orang yang terpapar asap rokok dari asap yang dikeluarkan perokok aktif. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga sampai lima kali lipat dari bahaya perokok aktif.

dr. Widyastuti Soerojo dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. "Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan."Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.Banyak sekali kasus penyakit perokok pasif sehingga mengakibatkan kematian, seperti :


“Tika adalah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok.
dirinya terkena flek paru dan divonis dokter menderita Bronchopneumonia Duplex. Meski sudah divonis menderita penyakit paru parah, dia mengaku tidak menyerah dengan penyakit ini. kibat penyakitnya ini Tika mengaku berat badannya melorot hingga 35 Kg padahal normal berat badannya 42 Kg. Penyakit ini telah membuatnya sering mengalami sesak napas, batuk keras dan pilek.”


JAKARTA, KOMPAS.com — Ike Wijayanti (37) membenahi posisi jilbabnya untuk menutup bagian lehernya yang berlubang. Lubang itu menganga cukup besar karena kanker pita suara yang dideritanya.“Saya kehilangan suara saya,” tulis Ike di sebuah papan menggunakan kapur tulis.Ike menderita kanker pita suara karena asap rokok. Padahal, ibu dua anak asal Surabaya ini tidak pernah merokok. Namun, selama 10 tahun ia terpapar asap rokok di tempat kerjanya.”

Dengan adanya pernyataan di atas dan disertakan adanya kasus yang benar-benar sesuai dengan kenyataan, saya sangat Pro dengan adanya peraturan yang mengatur adanya larangan merokok di tempat umum khusunya di sekitar kampus saya. Disertakan adanya Smoking Area dikampus menurut saya tidak ada alasan para mahasiswa untuk merokok di tempat umun seperti taman,di lorong kelas ataupun di sekitaran kampus. Saran saya jika memang para perokok belum bisa berhenti merokok,setidaknya jangan sampai orang-orang disekitarnya yang tidak merokok menjadi perokok pasif yang efek bahaya untuk kesehatannya sampai lima kali lebih dari perokok aktif. Toh ada juga UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG LARANGAN MEROKOK. Coba lah hidup sehat tanpa rokok dan buatlah nyaman orang-orang yang berada disekitar kita.